Halaman

Senin, 31 Oktober 2011

Unit Link dan Term Life dalam Perbandingan


Ketika anda mengambil asuransi jiwa berjangka (term-life), perusahaan asuransi bertaruh bahwa anda tidak akan mati pada masa pertanggungan. Dan biasanya mereka selalu benar. Kalau biasanya tidak, tentu mereka sudah bubarkan perusahaan asuransinya, sebab keuntungan mereka didapat dari hasil pertaruhan ini. (Pameo populer mengatakan, “bandar selalu menang”).
Anda sendiri tidak bertaruh apa-apa karena walaupun anda telah membayar premi, pada dasarnya anda berharap tetap hidup sampai masa pertanggungan berakhir.
Tapi dalam unit link, perusahaan asuransi tidak bertaruh dengan hidup-matinya jiwa anda. Mereka hanya berharap anda akan hidup cukup lama sampai uang yang anda setorkan ke mereka mencapai hasil investasi yang cukup untuk membayar klaim anda.

Senin, 17 Oktober 2011

6 Alasan Membeli Unit Link Plus 3 Catatan


Hari Sabtu (15 Okt 2011) aku menandatangani formulir pengajuan asuransi jiwa tipe unit link. Bayar premi 500 ribu per bulan (6 juta setahun), rencana bayar 10 tahun, manfaat yang diperoleh:
1.    Jika meninggal dunia : 450 juta (sampai usia 100 tahun)
2.    Jika kecelakaan dengan akibat meninggal atau cacat : 450 juta (sampai usia 65 tahun)
3.    Jika sakit kritis (49 penyakit kritis) : 400 juta (sampai usia 70 tahun)
4.    Payor (pembebasan premi dan dibayari premi oleh perusahaan jika terdiagnosis penyakit kritis atau mengalami cacat tetap total) sampai usia 65 tahun.
Ada juga nilai tunai di akhir tahun kesepuluh sebesar Rp 50.525.000 (asumsi pertumbuhan 18%). Nilai tunai ini belum menyamai premi total yang kubayarkan selama 10 tahun (60 juta), karena aku mengambil porsi asuransi yang maksimal. Tak mengapa, karena memang tujuanku adalah proteksi, bukan investasi.

Rabu, 12 Oktober 2011

Asuransi Dibeli Saat Tidak Butuh


Asuransi itu produk yang unik. Umumnya kita membeli produk karena kita membutuhkan produk tersebut. Tapi asuransi dibeli ketika kita tidak butuh. Jika kita membeli produk asuransi saat butuh, perusahaan asuransi malah tidak akan mau menjualnya kepada kita.
Ya. Itu karena asuransi adalah produk yang dibeli untuk kebutuhan berjaga-jaga terhadap risiko yang mungkin terjadi, di mana terjadinya risiko tersebut dapat terganggu kondisi keuangan kita. Dengan ikut asuransi, gangguan finansial dapat ditanggulangi.
Risiko yang mungkin terjadi dan dapat mengganggu kondisi keuangan antara lain sakit, kecelakaan, dan meninggal dunia. Khusus meninggal dunia, risiko keuangan diderita pihak yang ditinggalkan, utamanya jika yang meninggal dunia adalah sang pencari nafkah.
Nasihat bijak seorang tokoh terbesar sepanjang masa, Nabi Muhammad Saw., berikut ini sangat patut direnungkan. Beliau bersabda, “Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima.
1.       Kaya sebelum miskin
2.       Sehat sebelum sakit
3.       Lapang sebelum sempit
4.       Muda sebelum tua
5.       Hidup sebelum mati.”
Demikian. []

Kamis, 06 Oktober 2011

Kitab Omong Kosong dan Seno Gumira Ajidarma


Pada akhir Desember 2010 saya menamatkan membaca novel Kitab Omong Kosong gubahan Seno Gumira Ajidarma (SGA). Di sela-sela pekerjaan lain, novel yang cukup tebal ini (524 halaman) saya selesaikan dalam waktu lima hari.
Seno Gumira Ajidarma (SGA) termasuk pengarang yang paling saya kagumi. Di genre prosa, menurut saya dialah yang terbaik saat ini di Indonesia. Lewat karya-karyanya, Seno telah mengajari saya banyak hal tentang kepengarangan dan cara-cara menghayati kehidupan. Dan melalui Kitab Omong Kosong, dia mengajari saya lebih banyak lagi.
Kitab Omong Kosong merupakan sebuah refleksi atas kisah Ramayana, baik versi asli karangan Walmiki maupun versi saduran ala dalang-dalang Jawa. SGA menampilkan penggalan-penggalan Ramayana dan dengan itu sekaligus memberikan tanggapan. Tanggapannya sebagian berupa kritik, kadang rasa heran, lainnya kekaguman, dan sesekali bernada protes. Saya yang belum lama membaca Ramayana secara utuh merasa mendapat pengayaan yang menyegarkan dari novel ini.

Seraut Sajak Cinta


Tadi pagi, saat aku memikirkanmu
Seraut sajak nongol di jendela
Kutanya, dari mana saja kamu?
Mencari cinta, jawabnya

Sedap Malam, 260310

Selasa, 04 Oktober 2011

Cerpen: Pungguk Merindukan Bulan


Malam benderang. Bulan purnama telah mencapai puncak langit. Cahayanya yang lembut membuat dedaunan pohon merunduk, menimbulkan bayang-bayang hitam di tanah, menyembunyikan binatang-binatang merayap dari incaran para pemangsa malam yang selalu siap menyergap. Desiran angin membuat bayang-bayang itu bergerak-gerak, bergeser, memberikan sekilas kesempatan kepada para pemangsa untuk melihat incarannya. Tidak jarang sekilas kesempatan itu mengakibatkan lenyapnya satu nyawa. Yang kuat dan yang lemah memang sudah ditentukan nasibnya. Itulah takdir. Segala makhluk tunduk padanya.
Di tepi jalan setapak menuju ladang, di dahan sebuah pohon, dua ekor burung pungguk bertengger bersisian. Sosok mereka terlindung oleh gelap yang diberikan daun-daun pohon tempat mereka hinggap.